Minggu, 30 September 2012

puisi basa arap

Qod salaktu sabilarrosyadi muddatan thowilah
Telah kutempuh jalan petunjuk dalam masa nan panjang
وَقد أَصَابَنِيْ كَثِيْرٌ مِنْ الْبَلْوَى الاَّئِمَةْ
Wa qod ashobani katsirun minal balwa allaimah
Dan telah menimpaku sekian banyak bala’ yang menyakitkan
الَّتِيْ رَمَتْ بِيْ إِلَى حَياَةٍ صَعْبَةٍ و شَديْدَةْ

Allati romat biy ila hayatin sho’batin wa syadidah
yang mencampakkanku pada kehidupan nan sulit dan berat
و شَقَّتِ النَّفْسَ الْمُغَيَّمَةَ وَالْهِمَّةْ
Wa syaqqotinnafsal mughoyyamata walhimmah
Serta meremukkan jiwa yang redup dan segala asa
فَياَ رَبَّناَ...
Fayaa Robbana…
Duhai Rabb kami…
هَلْ هَذَا الصَّبْرُ قاَئِمٌ عَلَى قَتْلِ اْلهَوَى؟
Hal hadzashshobru qoimun ‘ala qotlil hawa?
Akankah kesabaran ini bisa tegak ‘tuk memerangi hawa nafsu?
وَ أَنَا حَشِيْشٌ وَ قَدْ تَغُرُّنِيَ الدُّنْياَ
Wa ana hasyisyun wa qod taghurruniyaddunya
Sementara, diriku amat rapuh dan dunia terkadang menipuku
وَقَدْ يُجِفُّنِيَ اْلأَمَلُ عَلَى رَغْبَةٍ مُتْعِبَةْ
Wa qod yujiffuniyal amalu ‘ala roghbatin mut’ibah
Dan, angan-angan kerap mengeringkanku di atas hasrat yang lelah
فَلاَ أَدْرِيْ... هَلْ مِنْ نُوْرٍ يَهْدِيْنِيْ إلَى اْلاِسْتِقَامَةْ ؟
Falaa adriy…hal min nuurin yahdini ilal istiqomah?
Maka, aku tak pernah tahu…adakah setitik cahaya yang menunjukiku kepada istiqomah?
فَياَ رَبَّناَ...
Fayaa Rabbana…
Duhai Rabb kami…
بِرِيْحٍ صَفِيْرَةٍ أُرْسِلُ اْلقَصْدَ اْلجَلِيْ
Biriihin shofirotin ursilul qoshdal jaliy
Lewat angin yang berdesir kukirimkan keinginan yang tinggi
يَنْفُذُ حَدَّ اْلوَقْتِ وَاْلفَضَاءِ اْلخَفِيْ
Yanfudzu haddal waqti walfadhoil khofiy
Menembus batas waqtu dan ruang yang tersembunyi

أَمْسِكْ يَدَيَّ مِنْ ذُلَّةِ اْلفِتَنِ وَاْلمَعَاصِى
Amsik yadayya min dzullatil fitani walma’ashiy
Genggamlah tanganku dari kerendahan fitnah dan ma’ashi
فَياَ رَبَّناَ...
Fayaa Rabbana…
Duhai Rabb kami…
اِنَّمَااْلجَنَّةُ هِيَ نِعْمَتُكَ اْلعَظِيْمَةْ
Innamal jannatu hiya ni’matukal ‘azhimah
Hanyalah surga itu adalah nikmat-Mu nan agung
لاَ يَبْلُغُهَا إِلاَّ مَنْ هُوَ مُسْتَقِيْمٌ عَلَى الشَّرِيْعَةْ
Laa yablughuha illa man huwa mustaqimun ‘alasysyari’ah
Tidak akan mampu meraihnya kecuali seseorang yang istiqomah di atas syari’at
فَهَلْ مِنْ رَحْمَةٍ مِنْكَ يَارَبِّيْ لِعَبْدِكَ اْلفَقِيرْ
Fahal min rohamatin minka yaa Robbi li’abdikal faqiir
Maka, adakah seuntai rahmat dari-Mu, wahai Rabb-ku, bagi hamba-Mu yang papa
تُأَدِّيْنِيْ إِلَى مَا هُوَ عِنْدَكَ مِنْ خَيْرٍ كَبِيْرْ...
Tu’addini ila maa huwa ‘indaka min khoirin kabiir…
Yang ‘kan mengantarkanku menuju apa yang ada di sisi-Mu dari kebaikan nan berlimpah
فَياَ رَبَّناَ...
Fayaa Rabbana…
Duhai Rabb kami…
لَيْتَنِيْ أَطِيْرُ إِلَىالسَّمَاءِ السَّبْعَةْ
Laitani athiiru ilassamaaissab’ah
Andaikata ku bisa terbang ke langit ketujuh
مَعَ أَجْنِحَتِيْ الضَّعِيْفَةِ وَبَقِِيَّةِ اْلمَحَبَّةْ
Ma’a ajnihatiy addho’ifati wa baqiyyatil mahabbah
Bersama sayap-sayapku yang lemah dan sisa-sisa cinta
أَشْكُوْ إِلَيْكَ عَلَى سَائِرِ سِيْرَتِيْ اْلمُمْتَدَّةْ
Asyku ilaika ‘ala saairi siirotiy almumtaddah
‘Kan kuadukan pada-Mu atas segenap sejarahku nan terbentang
بَيْنَ النََّفَسِ وَالدَّمْعِ وَمَرَارَةِ اْلمِحْنَةْ
Bainannafasi waddam’i wa marorotil mihnah
Di antara nafas, airmata, serta pahitnya cobaan
فَياَ رَبَّناَ...
Fayaa Rabbana…
Duhai Rabb kami…
نَوِّرْنِيْ بِالْهُدَى وَالسَّعَادَةِ وَاْلاِسْتِقَامَةْ
Nawwirni bilhuda wassa’adati wal istiqomah
Sinarilah diriku dengan hidayah, kebahagiaan, dan istiqomah
حَتَّى يَأْتِيَنِيَ اْليقِيْنُ بِلاَ خَسَارَةْ
Hatta ya’tiyaniyal yaqiinu bilaa khosaroh
Hingga kematian menjemputku tanpa ada kerugian
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةْ
Innaka Samii’un Qoriibun Mujiibudda’wah
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha dekat, dan Maha Mengabulkan segala do’a

Sabtu, 29 September 2012

cara penulisan karya ilmiah


Tinggal menyempurnakan perwajahan (lay out) sebagai berikut:
1.      Jenis kertas menggunakan “A4”, bukan “letter”.
2.      Margin atas-kiri dan kanan-bawah sesuaikan dengan petunjuk.
3.      Huruf teks inti sesuaikan dengan petunjuk.
4.      Huruf catatan kaki sesuaikan dengan petunjuk
5.      Penomoran halaman, sesuaikan dengan contoh; halaman 1 di bawah-tengah, halaman berikutnya kanan atas; posisi 3 cm; huruf times new roman 11.
6.      Pada sampul bagian atas, ketik “PROPOSAL PENELITIAN”, sesuai contoh.
7.      Perbaiki kata-kata yang harusnya terpisah.
8.      Jarak antara baris terakhir dan sub bab 1 kali ketukan.
9.      Beberapa referensi model innotes masih belum dikonversi menjadi footnotes.
10.  Huruf besar dan kecil pada sub bab harus konsisten.

Jumat, 28 September 2012

kumpulan pidato


1- BERTAQWA DIMANA SAJA
Definisi dari kata taqwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar dan Ubay bin Ka’ab ra. Suatu ketika sahabat Umar ra bertanya kepada Ubay bin Ka’ab apakah taqwa itu? Dia menjawab; “Pernahkah kamu melalui jalan berduri?” Umar menjawab; “Pernah!” Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Umar menjawab; “Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan.” Maka Ubay berkata; “Maka demikian pulalah taqwa!”
Sedang menurut Sayyid Qutub dalam tafsirnya—Fi Zhilal al-Qur`an—taqwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan.
Kalau ada suatu iklan minuman ringan: “Dimana saja dan kapan saja …”, maka nasehat Nabi SAW ini menunjukkan bahwa kita harus bertaqwa dimana saja. Sedang perintah taqwa kapan saja terdapat dalam surat Ali Imron 102:
Description: http://kultum.files.wordpress.com/2008/09/qs-003-102.gif?w=480&h=46
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”
Jadi dimanapun dan kapanpun kita harus menjaga ketaqwaan kita. Taqwa dimana saja memang sulit untuk dilakukan dan harus usaha yang dilakukan harus ekstra keras. Akan sangat mudah ketaqwaan itu diraih ketika kita bersama orang lain, tetapi bila tidak ada orang lain maka maksiyat dapat dilaksanakan. Sebagai contoh, ketika kita berkumpul di dalam suatu majelis zikir, pikiran dan pandangan kita akan terjaga dengan baik. Tetapi ketika kita berjalan sendirian di suatu tempat perbelanjaan, maka pikiran dan pandangan kita bisa tidak terjaga. Untuk menjaga ketaqwaan kita dimanapun saja, maka perlunya kita menyadari akan pengawasan Allah SWT baik secara langsung maupun melalui malaikat-Nya.
2 KEBAIKAN YANG MENGHAPUSKAN KESALAHAN
Setiap orang selalu melakukan kesalahan. Hari ini mungkin kita sudah melakukan kesalahan baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Oleh sebab itu, segera setelah kita melaksanakan kesalahan, lakukan kebaikan. Kebaikan tersebut dapat menghapuskan kesalahan yang telah dilakukan.
Untuk dosa yang merugikan diri sendiri, maka salah satu cara untuk menghapusnya adalah dengan bersedekah. Rasulullah SAW bersabda “sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api”. Maka ada orang yang ketika dia sakit maka dia akan memberikan sedekah agar penyakitnya segera sembuh. Hal ini dikarenakan segala penyakit yang kita miliki itu adalah karena kesalahan yang kita pernah lakukan.
Sedang dosa yang dilakukan terhadap orang lain maka yang perlu dilakukan adalah memohon maaf yang bagi beberapa orang sangat sulit untuk dilakukan. Padahal Rasulullah SAW selalu minta maaf ketika bersalah bahkan terhadap Ibnu Ummi Maktum beliau memeluknya dengan hangat seraya berkata “Inilah orangnya, yang membuat aku ditegur oleh Allah… (QS. Abasa)”. Setelah minta maaf kemudian bawalah sesuatu hadiah atau makanan kepada orang tersebut, maka kesalahan tersebut insya Allah akan dihapuskan.
3- AKHLAQ YANG TERPUJI
Akhlaq terpuji adalah keharusan dari setiap muslim. Tidak memiliki akhlaq tersebut akan dapat mendekatkan seseorang dalam siksaan api neraka. Dari beberapa jenis akhlaq kita terhadap orang lain, yang perlu diperhatikan adalah akhlaq terhadap tetangga.
Description: http://kultum.files.wordpress.com/2008/09/hd-tetangga1.gif?w=480
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)
Description: http://kultum.files.wordpress.com/2008/09/hd-tetangga2.gif?w=480&h=88
Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman.” Ada yang bertanya: “Siapa itu Ya Rasulullah?” Jawab Nabi: “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari)
Dari hadits tersebut, peringatan Allah sangat keras sampai diulangi tiga kali yaitu tidak termasuk golongan orang beriman bagi tetangganya yang tidak aman dari gangguannya. Maka terkadang kita perlu instropeksi dengan menanyakan kepada tetangga apakah kita mengganggu mereka.

Sabtu, 22 September 2012

PAI


AQIDAH ISLAM
TUGAS MAKALAH
DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN SEMESTER III
Mata Kuliah
Materi MA/SMA-SMK
Dosen Pembimbing
Rudi Hartono, M, Pdi.

Disusun Oleh:
KHOLILURROHIM
LULUK ISMATUL MUFIDAH
VITA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (SATAI)”AL-QOLAM”
GONDANGLEGI MALANG
2011

KATA PENGANTAR
            Al-hamdulillahi Robbil alamin, segala puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan segalanya pada kami. Dan atas hidayahnya dan petunjuknya kami dapat menyelesaikan Makalah Semester III dengan judul : aqidah Islam
            Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW yang menuntun kita dengan ajaran agama Islam.
            Makalah ini kami susun dengan harapan bisa memberikan suatu wawasan baru dalam dunia pendidikan kita dalam menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Serta mohon kritik dan sarannya, karena kami sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan.
            Akhirnya, hanya kepada Allah SWT, kami menyembah dan memohon pertolongannya, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pendidikan islam yang lebih baik. Amin.












DAFTAR ISI
caver
Kata Pengantar
Daftar Isi
  1. pengertian aqidah islam
1.         Aqidah Islam Sebagai Sesuatu yang di Wahyukan Oleh Allah SWT
2.      Aqidah Islam pada Dasarnya Tidak  Berbeda Dengan Aqidah yang di Ajarakan Oleh Para Nabi /Rosul Terdahulu
3.      Aqidah Islam Meluruskan Akidah-akidah yang Telah Telah di Selewengkan
  1. keistimewaan aqidah islam
a.          Aqidah Islam Terpelihara Keasliannya
b.         Aqidah Islam Sesuai dengan Fitrah Manusia
c.          Aqidah Islam Sesuai Dengan Akal Manusia
  1. cara memeliahara aqidah islam (dalil naqli)
  2. ruang lingkup dan keterkaitan aqidah dengan akhlak
Penutup
Daftar Pustaka






A. PENGERTIAN AQIDAH ISLAM
            Menurut bahasa aqidatu yang jama’nya aqoiduh artunya kepercayaan, keyakinan.
            Menurut istilah aqidah islam adalah sesuatu yang di percayai dan di yakini kebenarannya oleh hati manusia, sesua ajaran islam dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits (sunnah Rosul SAW)
            Aqidah islam itu meliputi
~        Kepercayaan akan adanya Allah dan segala sifat-sifatnya.
~        Percaya tentang alam gaib.
~        Kepercayaan pada kitab-kitab Allah yang di turunkan kepada rosulnya.
~        Kepercayaan kepada para Nabi dan Rosul.
~        Kepercayaan pada hari akhir.
~        Kepercayaan pada takdir (qdha dan qadha)Allah.
1.      Aqidah Islam Sebagai Sesuatu yang di Wahyukan Oleh Allah SWT
Aqidah islam itu bersumber dari wahyu Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW kemudian di ajarkan kepada ummatnya. Jadi aqidah islam itu terkandung di dalam Al-Qur’an oleh karena itu dia terpelihara kemurnianya dengan baik.
Perhatikan firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, surat an Najm. Ayat 3-4
$tBur ß,ÏÜZtƒ Ç`tã #uqolù;$# ÇÌÈ   ÷bÎ) uqèd žwÎ) ÖÓórur 4ÓyrqムÇÍÈ   (An Najm :3-4)

Artinya
“dan tiada yang di ucapakan itu (Al-Qur’an) menurut hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang di wahyukan (kepadanya).” (QS. An Najm :3-4)
            Dalam ayat tersebut Allah menyatakan bahwa yang di sampaikan Nabi Muhammad itu SAW. Adalah benar wahyu dari Allah, bukan buata atau rekayasa Nabi Muhammad SAW sendiri.
      2.  Aqidah Islam pada Dasarnya Tidak  Berbeda Dengan Aqidah yang di Ajarakan Oleh Para Nabi /Rosul Terdahulu
            Para Nabi dan Rosul Allah sejan Nabi Adam AS, sampai Nabi Muhammad SAW. Tidak ada perbedaan dalam mengajar aqidah pada ummadnya, hal ini karne sumbernya sama, yaitu berasal dari Allah SWT.
            Nabi dan Rosul bertugas menyampaikan ajaran-ajaran Allah, oleh karena sumber ajaran yang  di bawakan oleh para Nabi /Rosul itu satu, yaitu berasal dari Allah SWT, maka isi ajaran (aqidah) yang di ajarkan sejak Nabi Adam AS, sampani Nabi Muhammad SAW, adalah sama  yaitu islam, sehinga di antara mereka tidak ada perbedaan dalam mengajar aqidah pada ummadnya.
            Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Asy Syuura ayat 13 :
* tíuŽŸ° Nä3s9 z`ÏiB ÈûïÏe$!$# $tB 4Óœ»ur ¾ÏmÎ/ %[nqçR üÏ%©!$#ur !$uZøŠym÷rr& y7øs9Î) $tBur $uZøŠ¢¹ur ÿ¾ÏmÎ/ tLìÏdºtö/Î) 4ÓyqãBur #Ó|¤ŠÏãur ( ÷br& (#qãKŠÏ%r& tûïÏe$!$# Ÿwur (#qè%§xÿtGs? ÏmŠÏù 4 uŽã9x. n?tã tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# $tB öNèdqããôs? ÏmøŠs9Î) 4 ª!$# ûÓÉ<tFøgs Ïmøs9Î) `tB âä!$t±o üÏökuur Ïmøs9Î) `tB Ü=Ï^ムÇÊÌÈ   (Asy Syuura ayat 13)
            Artinya :
“dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah di wasiatkan-nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu : tegakkan-lah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya, amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu suruh padanya, Allah menarik kepada gama itu orang yang di kehendaki-nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-nya orang yang kembali (kepada-nya).” (QA,Asy Syuura ayat 13)
            Perbedaan ajaran para Nabi /rosul hanya terletak pada syariat-syariatnya yang berupa amalan berbeaan syariat itu terjadi karena adanya perbedaan-[erbedan situasi, cara berfikir, kondisi yang ada, sesuai denga cara berfikir masyarakat pada msanya.
3. Aqidah Islam Meluruskan Akidah-akidah yang Telah Telah di Selewengkan
            Akidah islam yang ibawa dan ajarkan Nabi Muhammad SAW, bukan aqidah yang baru atay nerombak aqidah yang di ajarkan para nabi / rosul terdahulu, melaikan hanya meluruskan aqidah-aqidah yang di selewengkan oleh ummat terdahulu. Aqidah yang di selewengkan, misalnya menyelewengkan aqidah oleh orang-orang yehudi terhadap nabi slaiman putra daud
As.mereka menuduh bahwa nabi sulaiman menghimpun kitab yang mengandung sihir yang di simpan nya di bawah tahananya,kemudian di keluarkan dan di siarkan.dalam usaha mengacaukan ajaran islam (aqidah islam)orang orang islam yahudi berusaha meyebarkan sihir
Yang mereka anggap berasal dari ajran nabi sulaiman.sebenarya nabi sulaiman tidak mengajarkan atau mempratekan sihir. Beliau tahu bahwa perbuatan seperti itu termasuk mengginkari tuhan. Karena sihir itu sebenarnya adalah tipuan dan sulapan yang hanya di lakuan
Oleh setan
            Usaha orang yahudi untuk mengacaukan ajaran islam ini di bantah oleh Allah SWT.seperti yang tersebut di dalam Al Qur’an surat Al Baqarah, Ayat 102;
(#qãèt7¨?$#ur $tB (#qè=÷Gs? ßûüÏÜ»u¤±9$# 4n?tã Å7ù=ãB z`»yJøn=ß ( $tBur txÿŸ2 ß`»yJøn=ß £`Å3»s9ur šúüÏÜ»u¤±9$# (#rãxÿx. tbqßJÏk=yèム}¨$¨Y9$# tósÅb¡9$# !$tBur tAÌRé& n?tã Èû÷üx6n=yJø9$# Ÿ@Î/$t6Î/ |Nr㍻yd šVr㍻tBur 4   (QS Al-Baqarah :102)
            Artinya
Dan mereka mengikuti apa yang di bawa oleh setan pada masa kerajaan sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa sulaiman itu mengajarkan sihir) padahal sulaiman tidak kafir (tidak mengajarkan sihir) hanya setan-setan itu lah yang kafir (mengerjakan suhir) mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang di turunkan kepad dua orang malaikan di negeri babil yaitu harun dan maurut (QS. Al-Baqoroh : 102)
B. KEISTIMEWAAN AQIDAH ISLAM
a.      Aqidah Islam Terpelihara Keasliannya
Sebagai suatu keyakinan aqidah itu tumbuh dan berurat berakar di dalam hati, bukan pada lisan (ucapan) atau pikiran sesorang. A adalah sebagai pondasi (dasar) bagi seeoprang untuk berucap, berfikir, dan bertingkah laku (berbuat).
Aqidah islam tidak akan dapat di palsukan, dan keasliannya tetap berlangsung terus sampai hari kiamat, terpeliharannya keaslian aqidah islam ini karena bersumber kepada wahyu Allah, yaitu Al-Qur’an. Dan Allah SWT. Telah memberikan jaminan terhadap keaslian Al-Qur’an jadi aqidah islam ini terpelihara keasliannya karena :
1)      Terjaminnya keaslian Al-Qur’an sebagai sumber aqidah islam.
2)      Adannya jaminan Allah atas terpeleliharanya kemurnian Al-Qur’an (sebagai sumber aqidah.)
3)      Terpeliharanya Al-Qur’an oleh ummatnya dengan cara dengan menghafal dan menuliskan Al-Qur’an sebagai aslinya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat Al Hijr ayat 9:
$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ  (QS Al Hijr : 9)
 
            Artinya
“ sesunguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya (QS. Al Hijr :9)
              Terpeliharanya keaslian Al-Qur’an juga karena Nabi Muhammad SAW. Sendiri ikut menjaga, yaitu dengan cara melarang para sahabat menulisnya sabda-saba beliaw selama ayat-ayat Al-Qur’an masih turun, larangan ini di maksud agar ayat Al-Qur’an tidak tercampur dengan hadits.
b.      Aqidah Islam Sesuai dengan Fitrah Manusia
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pköŽn=tæ 4 Ÿw Ÿ@ƒÏö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 šÏ9ºsŒ ÚúïÏe$!$# ÞOÍhŠs)ø9$#  ÆÅ3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÉÈ   (QS. Ar Rum : 30)
              Artinya
“maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) ; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia itu menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tapi kebanyakan manusia tidah mengetahui (QS Ar Rum :30)
               Manusi di ciptakan Allah mempuayai naluri beragam yaitu agama tauhid, maka itu tidak lah wajar, mereka tidak beragama tauhid itu akibat pengaruh lingkungan.
                 Jadi jelaslah, di utusnya para rosul adalah untuk meluruskan kembali aqidah islam yang telah di selewengkan ummat manusia. Padahal padahal mereka telah i bekali oleh Allah SWT. Aqidah yang benar. Yaitu aqidah islam sejak sebelum di lahirkan bahkan sejak manusia mereka berada dalam arwah.
c.       Aqidah Islam Sesuai Dengan Akal Manusia
            Aqidah islam sangat sesuai dengan akal manusia. Karena aqidah islam ajaran yang telah berbeli-belit, tetapi mudah di terima oleh akal manusia.
            Para nabi dan rosul mengajar pada ummat manusia bahwa tuhan itu esa, yauru Allah SWT. Dan tidak ada tuhan selain Allah, oleh karena itu, dalam beribadahpun hanya di tujukan kepada Allah, bukan kepada yang lain.
            Firman Allah dalam Al-Qur’an dalam surat Al Anbiya’ ayat 25
!$tBur $uZù=yör& `ÏB šÎ=ö6s% `ÏB @Aqߧ žwÎ) ûÓÇrqçR Ïmøs9Î) ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) HwÎ) O$tRr& Èbrßç7ôã$$sù ÇËÎÈ   (Al Anbiya’ 25)
            Artinya
“dan kami tidak mengutus seorang rosul pun sebelum kami, melaikan kami wahyukan padanya : bahwa tidak ada tuhan (yang hak) selain aku, maka sembahlah aku’ (QS Al Anbiya’ :25)

Selain itu islam mengajarkan bahwa para nabi dan rosul adalah orang yang di pilih oleh Allah untuk menyampaikan ajaran-ajaran dengan baik dan benar kepada ummad anusia, agar terwujud kedamyan dan ketentraman di bumi. Sebagai utusan Allah mereka adalah bersifat ma’shum (terhindar dari dosa) hal ini sangat sesuai dengan akal sehat.
C. CARA MEMELIAHARA AQIDAH ISLAM (DALIL NAQLI)
Orang muslim beriman kepada ketuhanan Allah ta’alah. Bagi manusia sejak generasi pertama hingga terakhir, kerububiyahan-nya terehadapa alam semesta, bahawa tidak ada pengatur dunia selain dia bahwa tidak ada tuhan selain yang berhak di sembah kecuali dia, seorang muslim memproritaskan untuk Allah ibadah-ibadah yang di syariatkannya kepada hamba-hambanya dan tidak memalingkannya sedikitpun selain Allah, jika ia meminta pertolonggan, ia minta kepada Allah, jika ia bernazar, ia tidak bernazar selain Allah, untuk Allah semua amal perbuatan batinya seperti taku, berharap, taubat, cinta, pengangguran, tawakkal dan amal perbuatan lahirnya seperti sholat, zakat, haji, jihat, bersedeqoh jariah itu semua semata-mata karena Allah. firman Allah SWT
 ¨bÎ) ÎAŸx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ   (al-an’am : 162)      
Artinya   
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah,      tuhan semesta alam.” (QS, Al-An’am : 162)
Dalil naqli lainnya yang menjelaskan tentang memelihara ikidah islam antara lain:
Firman Allah Ta’alah
“sesungguhnya q Allah, tida ada tuhan (yang hak ) slain aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah sholat untuk mengigat aku.” (QS, Thaha :14)
Sabda Rosulullah SAW
Artinya
Sesungguhnya permintaan pertolongan itu bukan kepadaku namun permintaan pertolongan itu kepada Allah (di riwayatkan Ath tabrani)
Dari urayan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahawa utuk memelihara aqidah, kita harus:
1)      Selalu beribadah kepada Allah SWT
2)      Selalu bertawakal kepada Allah SWT
3)      Selalu berharap kepada Allah SWT
4)      Selalu meminta pertolongan kepada Allah SWT
5)      Selalu mencari rizki yang halal dan di ridhoinya
6)      Selalu berzikir kepada Allah SWT. Di manapun berada
7)      Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.
8)      Menjauhi diri dari perbuatan munafik dan musriq.
9)      Menyerahkan diri sepenuhnya dalam mengarungi ehidupan ini kepada Allah penguasa alam semesta ini.
D. RUANG LINGKUP DAN KETERKAITAN AQIDAH DENGAN AKHLAK
            Akidah  atau keyakinan, di namakan juga ilmu aqa’id (ikatan yang kokoh), karena keyakinan kepada Allah SWT. Harus merupakan ikatan yang kokoh yang tidak boleh di lepas atu di buka begitu saja, karena bahnyanya amat besar bagi kehidupan ummat manusia, orang yang tidak memiliki ikatan yang kokoh dengan tuhan,  meyebabkan ia dengan mudah tergoda pada ikatan-katan lainnya yang membahayakan.
            Keterkaitan aqidah dengann akhlaq dapat di lihat melalui beberapa anlisis sebagai berikut.:
            Pertama, di lihat dari segi obyek pembahasannya, aqidah sebagaimana diuraikan di atas pembahasan masalah tuhan baik dari segi zat, sifat dan pembuatannya.  Kepercayaan yang mantap kepada tuhan yang demikian itu, akan menjadi landasan untuk mengarahkan amal perbuatan yang di lakukan manusia itu akan teryuju semata-mata karena allah SWT, dengan demikian aqidah akan mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas, dan keikhlasan ini merupakan salah satu akhaq yang mulia  Allah SWT berfirman
!$tBur (#ÿrâÉDé& žwÎ) (#rßç6÷èuÏ9 ©!$# tûüÅÁÎ=øƒèC ã&s! tûïÏe$!$# uä!$xÿuZãm (#qßJÉ)ãƒur no4qn=¢Á9$# (#qè?÷sãƒur no4qx.¨9$# 4 y7Ï9ºsŒur ß`ƒÏŠ ÏpyJÍhŠs)ø9$#     (QS Al-Bayyinah : 5)
Artinya
            Padahl mereka tidak di suruh, kecuali supaya meyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya, dalam (menjalankan) agama dengan luas.’’ (QS Al-Bayyinah :5)
            Kedua, di lihat dari segi fungsinya aqidah menghendaki agar seseorang yang tidak hanya cukup dengan menghafal rukun yang enam dengan dali-dailnya saja, tetapi yang terpenting adalah agar orang tang bertauhid itu meniru dan menyontoh terhadap dalam rukun iman itu. Jika kita percaya bahwa Allah memiliki sifat-sifat mulia, maka sebaiknya manusia yang bertauhid meniru sifat-sifat tuhan itu. Allah SWT misalnya bersifat al roman al rahim, (maha pengasih dan maha penyayang) maka senaiknya manusia meniru sifat tersebut dengan mengembangkan sikap kasih sayang di muka bumi ini, demikian juga jika Allah bersifat dengan asma’ul husnah yang jumlahnya da sebilan puluh sembilan, maka asma’ul husna tersebut harus di peraktekkan dalam kehidupan, dengan cara demikian beriman kepada Allah akan memberi pengaruh terhadap pembentukan akhlaq yang mulia.



PENUTUP
            Demikianlah komposisi makalah yang dapat di tulis, di sampaikan pada teman-teman mahasiswa, dan kepada dosen.
Penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang takterhinga kepada teman-teman mahasiswa
            Saya yakin, bahwa makalah ini msih banyak kekuranganya, oleh karena itu, penyusun berharap keritik dan saran, khususnya dari temanteman mahasiswa dan umumnya dari semua pembaca sehinga isi makalah ini bisa lebih sempurn.
            Akhirnya, kepada Allah lah semunya akan kembali. Dengan iringan do’a semoga makalah ini bisa bermanfaat. Amin.






















DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Thoyyib Sah Saputra, M,pd. Aqidah Ahlak, PT Karya Toha Putra, Semarang 20045
Drs. H. Wahyudin,Mpd. Aqidah Ahlak, PT Karya Toha Putra, Semarang 20045